NEW YORK -- Meski Arab Saudi disebut-sebut sebagai
salah satu sekutu utama Amerika Serikat, ternyata negeri Paman Sam itu
memiliki agenda tersembunyi untuk menghancurkan dua kota suci umat Islam
yang berada di Saudi, Makkah dan Madinah. Kabar itu terungkap setelah
materi kursus militer untuk para perwira AS bocor ke media massa.
Seperti dilaporkan Associated Press, Jumat (11/5), dalam salah satu
kursus militer yang digelar Pentagon, Amerika mendoktrin para perwira AS
masa depan, bila Islam adalah musuh yang wajib dihancurkan. Karena
itu, Amerika mengagendakan bakal menghancurkan
tempat-tempat suci umat Islam, yakni Makkah dan Madinah --kota tempat
Ka'bah dan makam Nabi Muhammad SAW berada-- dengan bom atom pada
desember 2012.
Bersama dengan Israel saat serang Iran. AS bakal melontarkan bom atom ke
Makkah dan Madinah laiknya saat mereka membumihanguskan Kota Hirosima
dan Nagasaki di Jepang pada Perang Dunia II.
The Guardian melaporkan, pelatihan selama satu tahun yang digelar di
Sekolah Gabungan Angkatan Bersenjata AS di Norfolk, negara bagian
Virginia itu, merupakan upaya Amerika mendapatkan para prajurit dan
pemimpin masa depan yang bakal melakukan perang total terhadap 1,4
miliar umat Islam di seluruh dunia. Ini yang mengesalkan, dalam pelatih
itu para perwira diminta tidak mempedulikan berapa banyak nyawa warga
sipil Muslim yang bakal melayang.
Instruktur Angkatan Darat AS yang mengajar dalam pelatihan itu, Letkol
Mattew Dooley menyatakan, dirinya tidak percaya ada konsep Islam
moderat. Dooley mengatakan, agama Islam dan para pengikutnya masuk dalam
kategori musuh yang dapat mengancam eksistensi AS.
"Mereka (Muslim) membenci segala hal tentang kamu (warga Amerika) dan
tidak akan mau hidup berdampingan dengan kamu hingga kamu lenyap,"
ungkap Dooley dalam sebuah presentasi Juli 2011 lalu, seperti dilaporkan
AP.
Dooley juga memprovokasi, teori perang yang ditetapkan dalam Konvensi
Jenewa sudah tidak relevan dengan teori perang sesungguhnya. "Ini
membuka opsi baru, di mana perang dengan penduduk sipil boleh dilakukan,
jika diperlukan. Sebab, sudah ada sejarahnya seperti Tokyo, Hiroshima,
dan Nagasaki," kata Dooley.
Skenario Amerika berikutnya adalah ingin menjadikan Saudi terancam
kelaparan dan Islam. Meski awalnya menutup-nutupi pelatihan tersebut,
Pentagon akhirnya menghentikan kursus tersebut. AP melaporkan,
penghentian kursus tersebut diawali protes seorang perwira yang menilai
materi kursus bertentangan dengan pernyataan pemimpin AS tahun lalu,
yang mengatakan AS memerangi kelompok fundamentalis Islam, bukan
memerangi ajaran Islam.
Pentagon pun memerintahkan penyidikan materi kursus militer tersebut.
Akhirnya, para petugas termasuk instruktur kursus, Dooley diskor
Pentagon. Tapi mereka tidak dipecat.
Sejatinya, pelatihan militer bagi perwira AS yang menargetkan umat Islam
bukan kali ini saja. Tahun lalu terkuat, FBI menghentikan kursus
militer serupa. Seperti kata pepatah, serapat-rapatnya bangkai ditutupi,
akhirnya tercium juga. Meski Pentagon dan Gedung Putih berusaha
menutup rapat niat jahat tersebut, rencana membumihanguskan kaum
Muslimim yang ingin hidup di dalam naungan syariat Islam dan menolak
sistem yang coba diterapkan AS terungkap juga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar